Sunday, March 17, 2019

PERMAINAN RAKYAT MELAYU ROKAN HULU

Kabupaten Rokan Hulu memiliki kekayaan seni dan budaya yang berkembang di masyarakatnya, salah satunya adalah keberagaman permainan tradisional. Berikut merupakan permainan tradisional yang berkembang di masyarakat Rokan Hulu :
  1. Gasiang (Gasing) adalah permainan rakyat yang ada di Kabupaten Rokan Hulu yang telah dijadikan sebagai olahraga tradisional. Permainan terdiri dari 3-5 orang dalam satu kelompok, permanan gasing ini disebut dengan cabang botingkah, sungguh sportif ada poin setiap permainan. Setiap kelompok memiliki induk gasing, kelompok Poningkah (Pemukul) terlebih dahulu memenangkan sololok (selama putar gasing) jika sesuai aturan kelompok peningkah menang maka poin 1 untuk kelompok poningkah, sebaliknya kalah 1 poin untuk pihak lawan, adapun aturan telah ditetapkan sebagaimana fungsi induk dan anak.
  2. Main Lukah, yakni suatu permainan membuat lukah gilo. Lukah Gilo artinya lukah yang bergerak-gerak yang disebut lukah menari. Biasanya permainan ini dilakukan oleh seorang Bomo (Pawang Lukah) dengan membaca mantra-mantra terlebih dahulu. Permainan ini dilakukan oleh masyarakat Ulak Patian, Kecamatan Bonai Darussalam.
    Pembacaan mantra pada permainan lukah
  3. Main Yeye, merupakan suatu permainan yang menggunakan tali yang terbuat dari akar pakis dan sering juga digunakan rangkaian karet (kojai). cara bermain yeye, yakni tali diputar oleh dua orang masing-masing memegang ujungnya, kemudian beberapa orang masuk ke daerah tali yang sedang di putar tersebut. Bagi yang tidak bisa melakukan lombatan dianggap kalah dan ia yang memutar tali. Permainana ini dikenal luas oleh masyarakat dan anak-anak di daerah Kabupaten Rokan Hulu.
  4. Main Layang-Layang, yaitu permainan rakyat yang terbuat dari kertas, kerangka dari bahan bambu. Layang-layang diberi tali dan diterbangkan ke udara. Permainan layang0layang menjadi permainan rakyat Rokan Hulu dan sekitarnya baik tua maupun muda.
  5. Sepak Raga, yaitu permainan rakyat yang menggunakan bola raga. Bola raga adalah bola yang terbuat dari rotan sogo yang dikikis dan dijalin membentuk bola, permainan sepak raga dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 3 orang dengan aturan bola dioper kemudian disepak ke arah lawan. Adapun sistem perhitungan poin sama halnya dengan sistem permainan bola voly.
  6. Main Hoseng, yaitu permainan rakyat yang terkenal di Kecamatan Rambah, hoseng terbuat dari kayu yang dimainkan oleh anak-anak dengan menggelindingkannya. Permainan hoseng menggunakan buah pisangyang diputar diatas pinggang. Siapa yang lebih dahulu berhenti maka ia yang kalah.
  7. Main Galah, permainan ini selalu dimainkan oleh anak-anak terutama di pedesaan Rokan Hulu. cara permainannya yaitu : Membuat garis persegi empat ditengahnya diberi garis untuk menghambat yang lewat, permainan ini biasanya dimainkan oleh 3 orang atau lebih, satu orang sebagai penunggu garis belakang. Apabila tertangkap maka ia menjadi penunggu garis tengah atau belakang.
  8. Main Sitatak, permainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak do Kabupaten Rokan Hulu. Permainan ini dimainkan oleh minimal 2 orang dengan menggunakan batu Picak (Pecek atau dari pecahan batu).
  9. Main Setinjau, permainan ini terbuat dari kayu berukuran 2,5 meter dengan lingkaran 5 cm sebanyak dua batang. kayu tersebut masing-masing dipasang tempat pemijak kaki. Dimainkan dengan cara menaiki kayu tersebut dan menjalankannya. Permainan ini diperlukan keseimbangan.

Saturday, March 9, 2019

LOGO BRANDING PARIWISATA KABUPATEN ROKAN HULU

Dalam rangka meningkatkan kunjungan pariwisata di Kabupaten Rokan Hulu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rokan Hulu melaunching Logo Brand Pariwisata Rokan Hulu. Logo ini akan digunakan dalam berbagai kegiatan terutama dalam rangka mempromosikan Kabupaten Rokan Hulu. Logo ini didesain berdasarkan sayembara yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Rokan Hulu.
Pembuatan logo brand pariwisata ini tidak sembarang didesain, namun didalamnya terdapat nilai dan filosofi yang melambangkan potensi Kabupaten Rokan Hulu. Berikut merupakan arti dan makna Brand Pariwisata Rokan Hulu :

1. Bentuk bangunan qubah masjid (qubah Masjid Agung Madani Islamic Center Rokan Hulu) menggambarkan masyarakat Kabupaten Rokan Hulu yang religius yang menjalankan nilai-nilai agama dalam kehidupan kesehariannya.

2. Bentuk bangunan rumah adat (istana raja rokan) menggambarkan masyarakat Rokan Hulu yang menjunjung tinggi adat istiadat dan menerapkan nilai-nilai adat dalam kehidupan kemasyarakatan.

3.  Bangunan rumah adat yang disangga oleh 5 tiang menggambarkan bahwa Rokan Hulu terdiri dari 5 luhak atau kerajaan yaitu Kerajaan Tambusai, Kerajaan  Rambah, Kerajaan Rokan IV Koto, Kerajaan Kunto Darussalam, dan Kerajaan Kepenuhan. Hal tersebut menggambarkan Rokan Hulu daerah kerajaan dan bersejarah.

4. Bentuk 1 garisan atap, tanah tulobih (berlebih) Ujung Batu dan 2 penyangga kanan dan kiri atap, melambangkan kenegrian Tandun dan Kabun yang berfungsi sebagai pelindung Kabupaten Rokan Hulu sebagai sebuah rumah yang utuh tempat berlindung.

5. Banuna Qubah yang bersanding dengan dengan rumah adat menggambarkan masyarakat Kabupaten Rokan Hulu, dalam kehidupannya memelihara dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat yang didasarkan pada nilai-nilai agama islam.

6. Lima warna tiang utama menggambarkan warna Pesona Indonesia dan keragaman suku di Rokan Hulu yang saling hidup rukun dan bahu membahu serta menjaga dan memelihara serta bersama membangun Rokan Hulu, agar lebih maju.

7. Tiga warna diatas dan singgok rumah adat yaitu kuning, merah dan hijau menggambarkan Rokan Hulu berasal dari Rumpun Melayu yang terbuka untuk semua suku dan agama

8. Tulisan " Rokan Hulu The Diversity Of  Melayu" berarti Rokan Hulu keberagaman melayu menggambarkan bermacam suku (Melayu, Mandailing, Jawa, Minang, Sunda, Batak, Aceh, Nias dan lain-lain) yang bersatu saling isi mengisi dan penuh tolerasi, saling berdampingan bersinergi mewujudkan kemajuan bersama untuk Kabupaten Rokan Hulu. 

TARI TEPAK SIRIH KHAS ROKAN HULU


Tari Penyambutan Tamu Khas Kabupaten Rokan Hulu

Assalamualaikum kata pembuka
Menyapa tuan puan semua
Menyambut dengan adat lembaga
Tepak sirih sebagai lambangnya

Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki beragam kekayaan seni dan budaya. Dalam tatanan masyarakatnya, Kabupaten Rokan Hulu merupakan kabupaten dengan ciri khas melayu daratan. Ciri khas ini membuat Rokan Hulu memiliki kekayaan seni dan budaya yang unik khususnya di Provinsi Riau.

(Pasir Pengaraian, 14/01/2019). Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rokan Hulu melaunching sebuah tari penyambutan tamu, diberi nama “Tari Tepak Sirih” di Islamic Center Rokan Hulu bersempena dengan kuliah umum yang diadakan oleh Universitas Pasir Pengaraian. Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Rokan Hulu berserta jajaran dan tokoh-tokoh seniman tersohor di Provinsi Riau. Launching ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat bahwa Kabupaten Rokan Hulu memiliki identitas kebudayaan yang melambangkan ciri khas masyarakat Rokan Hulu.

Tari tepak sirih diberi nama sebagai tari penyambutan tamu kehormatan atau tamu agung yang datang ke Rokan Hulu. Tari tepak sirih sebagai wujud penghormatan dalam sebuah perhelatan. Tepak dan sirih disajikan sebagai tanda penghormatan bagi masyarakat Riau atau melayu daratan. Sirih menjadi sebuah simbol perekat di dalam berkehidupan sosial. Kehidupan melayu daratan sangat menghargai tamu, persahabatan,dan sebuah keakraban. Gerak yang digunakan berasal dari bunga-bunga silat tradisional Rokan Hulu dan gerak melayu Riau. Ragam gerak yang digunakan dalam tari tepak sirih adalah ragam bunga-bunga silat tigo bulan, salah satu silat tradisional Rokan hulu, dengan nama ragam :

1. Tupai Bugoluik
Dalam bahasa Indonesia Tupai Bugoluik berarti tupai yang sedang bermain. Mengambil esensi gerak tupai yang bermain.

2. Burobah Bopulun
Burobah berarti burung berebah, dan bopulun memiliki arti berpulun. Ragam ini berasal dari esensi gerak burung berebah yang terbang berpulun.

3. Olang Bubega
Ragam ini berasal dari esensi gerak burung elang yang terbang miring.

Alat musik yang digunakan dalam iringan tari adalah alat musik tradisional masyarakat Rokan Hulu seperti gong, gambang, bebano, cello, dan vokal. Jumlah penari tari tepak sirih berjumlah ganjil dengan jumlah penari minimal 5 orang, dan pada umumnya dilakukan oleh perempuan.


Kostum yang digunakan didesain dengan memperhatikan khasanah kebiasaan kaum wanita Rokan Hulu zaman dahulu, yakni ditandai dengan adanya pemakaian tungkuluk (tengkolok) menutupi kepala. Dominasi warna pada kostum yakni merah, hijau, dan kuning yang merupakan warna khas melayu.

Jika kamu ingin mempelajari tar ini kamu bisa melihat tutorial videonya dengan cara mengklik situs dibawah ini:


TANJAK UNAK SERANTAU


Tanjak merupakan hiasan kepala bagi kaum laki-laki dalam kebudayaan melayu, biasanya terbuat dari kain songket. Untuk melestarikan aset kebudayaan ini, Kabupaten Rokan Hulu melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) melakukan saembara pembuatan tanjak Khas Rokan Hulu, dengan kriteria berasal dari nilai-nilai masyarakat. Tujuan dari saembara ini adalah agar tercipta suatu identitas yang menjadi ciri khas masyarakat Rokan Hulu. Berdasarkan hasil saembara tersebut terpilihlah tanjak dengan nama "Unak Serantau" ditetapkan sebagai tanjak khas Rokan Hulu. 

Tanjak Unak Serantau, berasal dari gelar Datuk Maharaja Sultan Kilak di Kerajaan Rokan, seorang anak mas yang terpercaya yang mampu menjaga keamanan dan mengatasi masalah kerajaan, yang disegani kawan maupun lawan. Unak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya rotan yang berduri atau duri yang bengkok seperti kait yang lebih berbahaya dari duri biasa, menyimbolkan pagar pengaman dan pemelihara yang kokoh. Surantau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kawan senasip (seperguruan), satu daerah tertentu, yang saat ini sama dengan sekampung , senegeri dan seregional. Sehingga Unak Serantau adalah pagar atau pengaman serta penjaga daerah Kabupaten Rokan Hulu.

Tanjak Unak Serantau terpilih berdasarkan sayembara terbuka Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rokan Hulu yang bekerja sama dengan Perusda Rokan Hulu Jaya Tahun 2017. Tanjak Unak Surantau ini merupakan simbol pemersatu masyarakat Rokan Hulu yang menyatakan komitmen untuk menjaga, memelihara, dan memajukan Rokan Hulu.

Tanjak Unak Serantau mengandung filosofi, dimana pada bagian kanan tanjak ada cerobong untuk menampung hal-hal yang positif agar dijadikan pegangan dalam kehidupan kemasyarakatan. Cerobong ini juga berfungsi sebagai pembesar suara melayu dan Rokan Hulu ke daerah luar.  Sementara sebelah kiri tanjak di desain rendah, agar hal-hal negatif atau tidak baik dan tidak sesuai dengan norma dan nilai adat serta hukum yang berlaku dibiarkan  lewat agar tidak mengganggu kehidupan masyarakat Rokan Hulu.

Tanjak Unak Serantau Rokan Hulu, juga berfungsi sebagai cenderamata, simbol pengakuan masyarakat terhadap seseorang yang diakui dan dihormati sebagai baian dari masyarakat dan keluarga besar Kabupaten Rokan Hulu.

Tanjak Unak Serantau karena tidak tanjak adat, melainkan tanjak adat yang diadatkan secara umum dapat digunakan dimana saja karena tidak bertentangan dengan nilai-nilai adat dan agama, akan tetapi harus juga mempertimbangkan unsur kepatuhan dan kepantasan, karena tanjak merupakan kehormatan dan kebanggaan, sehingga tidaklah pantas digunakan untuk sembarang tempat dan dipakai dengan pakaian yang tidak pantas atau kurang sopan.

Tanjak pada prinsip dapat digunakan dengan pakain sehari-hari, instansi pemerintah, perusahaan, lembaga pendidikan, dan masyarakat luas, dengan memperhatikan tempat, jenis dan warna dari tanjak tersebut.

TUGAS BAHASA INDONESIA  Dosen Pengampu : Yaniati, M.Pd Berikut merupakan ini merupakan kumpulan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia...